
Gempuran kendaraan listrik asal Tiongkok semakin ramai diperbincangkan di berbagai belahan dunia. Ekspansi kendaraan listrik dari negeri Tirai Bambu tersebut, mulai meramaikan industri otomotif Amerika dan Eropa, juga pasar Asia dan Australia.
Beberapa pabrikan mobil listrik seperti BYD, Wuling, dan Cherry telah bertengger di pasar otomotif global dengan penjualan yang mulai menyaingi kendaraan konvensional berbahan bakar minyak.
Tak terkecuali di Indonesia, kendaraan listrik sudah banyak ditemui dijalanan, baik sepeda listrik, motor listrik, hingga mobil listrik. Setiap kategori kendaraan tersebut memiliki segmen pasar yang berbeda-beda. Bahkan, untuk mobil listrik, setahun belakangan ini semakin menjamur dan banyak di temui di sudut-sudut kota.
Bagi kalian yag mamu membeli kendaraan listrik, khususnya mobil listrik, kalian harus mengenal beberapa perbedaan dalam genre mobil listrik, antara lain:
1. BEV (Battery Electric Vehicle)
Kendaraan ini sepenuhnya digerakkan oleh motor listrik yang mendapat energi dari baterai berkapasitas besar. Tidak memiliki mesin bensin atau diesel sama sekali. BEV hanya bisa diisi dayanya melalui sumber listrik eksternal seperti charger rumah, SPKLU, atau stasiun pengisian cepat. Mobil jenis ini menjadi simbol transisi menuju kendaraan tanpa emisi, karena tidak mengeluarkan gas buang saat digunakan.
Contoh: Tesla Model 3, Hyundai Ioniq 5, Wuling Air EV
Sumber tenaga utama: 100% dari baterai
Mesin: Motor listrik saja
Pengisian energi: Harus di-charge dari sumber listrik eksternal
Emisi: Nol emisi dari kendaraan
Kelebihan: Ramah lingkungan, biaya operasional rendah, minim perawatan
Kekurangan: Waktu isi ulang baterai lebih lama, jarak tempuh tergantung kapasitas baterai
2. HEV (Hybrid Electric Vehicle)
Mobil hybrid ini memadukan mesin pembakaran internal (bensin/diesel) dengan motor listrik yang ditenagai baterai berkapasitas kecil. Tidak perlu diisi daya dari luar, karena baterainya akan terisi otomatis saat kendaraan berjalan, baik dari putaran mesin maupun melalui regenerative braking (memanfaatkan energi pengereman). Cocok untuk yang ingin efisiensi bahan bakar tanpa repot mencari stasiun pengisian listrik.
Contoh: Toyota Corolla Cross Hybrid, Honda CR-V Hybrid
Sumber tenaga utama: Mesin bensin/diesel + motor listrik (baterai kecil)
Mesin: Kombinasi mesin pembakaran internal + motor listrik
Pengisian energi: Tidak bisa dicolok ke charger; baterai diisi otomatis saat berkendara
Emisi: Lebih rendah dari mobil konvensional, tapi tidak nol
Kelebihan: Tidak perlu charging eksternal, efisien di dalam kota
Kekurangan: Tidak bisa jalan full listrik jarak jauh, konsumsi BBM tetap ada
3. PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle)
Jenis ini adalah “jembatan” antara BEV dan HEV. Memiliki mesin bensin/diesel dan motor listrik dengan baterai yang jauh lebih besar dibanding HEV. Bisa diisi dari charger eksternal seperti BEV, tetapi juga dapat mengisi baterainya dari mesin pembakaran internal. Dalam mode full listrik (EV mode), PHEV bisa menempuh 30–80 km tanpa bensin. Setelah baterai habis, kendaraan otomatis beralih ke mode hybrid menggunakan bensin.
Contoh: Mitsubishi Outlander PHEV, Toyota RAV4 PHEV
Sumber tenaga utama: Mesin bensin/diesel + motor listrik (baterai besar)
Mesin: Kombinasi mesin pembakaran internal + motor listrik
Pengisian energi: Bisa diisi dari charger eksternal dan dari mesin
Emisi: Nol jika hanya pakai mode listrik (EV mode) dalam jarak tertentu
Kelebihan: Bisa berkendara murni listrik untuk jarak pendek, lalu lanjut pakai bensin
Kekurangan: Lebih berat, harga lebih mahal, tetap butuh BBM
4. FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle)
Kendaraan ini juga digerakkan sepenuhnya oleh motor listrik, tetapi sumber listriknya berasal dari fuel cell yang mengubah hidrogen menjadi energi listrik. Proses ini hanya menghasilkan uap air sebagai emisi. FCEV bisa diisi hidrogen di stasiun pengisian khusus dalam waktu singkat (sekitar 5 menit) dengan jarak tempuh yang panjang. Meski teknologinya menjanjikan, tantangan terbesarnya adalah ketersediaan infrastruktur hidrogen yang masih sangat terbatas.
- Sumber tenaga utama: Hidrogen (fuel cell menghasilkan listrik untuk motor)
- Mesin: Motor listrik + fuel cell stack
- Pengisian energi: Diisi hidrogen di SPBU khusus
- Emisi: Nol, hanya menghasilkan uap air
- Kelebihan: Isi energi cepat, jarak tempuh panjang
- Kekurangan: Infrastruktur hidrogen terbatas, harga tinggi
- Contoh: Toyota Mirai, Hyundai Nexo


